LamonganTerkini.com – Bagi sebagian orang biasanya mudik pada hari raya Idul Fitri, namun, tradisi ini justru tidak berlaku bagi warga Madura. Pasalnya kebanyakan para perantau atau yang bekerja di luar pulau tersebut akan kembali ke kampung halaman saat Idul Adha.

Pulau garam tersebut memang terkenal sebagai salah satu wilayah yang punya banyak tradisi dan masyarakatnya sangat menjaga tradisi tersebut, termasuk Toron.

Salah satu tradisi yang telah diturunkan dari leluhur dan dilakukan bertahun-tahun. Karena, banyak masyarakat pulau ini yang memilih merantau untuk mendapatkan ekonomi atau pendidikan yang lebih.

Tradisi Toron

Tradisi yang satu ini dikenal dengan sebutan Toron, bahkan hal ini juga disebut dalam salah satu jurnal yang berjudul Tradisi Toron Etnis Madura tulisan Muhammad Djakfar.

Tradisi ini bertujuan untuk datang ke kampung halaman dan berkunjung ke keluarga hingga kerabat dekatnya. Tidak heran jika jelang Lebaran kurban ini lebih ramai dari biasanya.

Dalam beberapa desa di pulau tersebut, momen lebaran kurban ini juga lebih terasa ramainya hingga setiap rumah menyuguhkan aneka makanan. Hal ini hampir mirip dengan Idul Fitri yang mana berkunjung ke tetangga dan kerabat.

Nggak hanya berkunjung ke kerabat, salah satu tradisi lain yang juga dilakukan oleh masyarakat adalah Nyalase, yang mana dalam tradisi tersebut banyak orang yang berkunjung di makam dan mendoakan para leluhurnya.

tradisi ini biasanya dilakukan mendekati hari raya jalanan jembatan Suramadu selalu penuh dengan orang yang lalu lalang. Apalagi suku ini dikenal sebagai suku yang suka merantau.

Sehingga momen tersebut jadi salah satu ajang untuk kumpul keluarga besar. nggak hanya Toron. Pulau garam ini juga dikenal dengan beragam tradisi lainnya seperti Karapan Sapi hingga Cahe.