Kuahnya Maknyus Tenan! 4 Soto Ayam Terenak di Pacitan, Ada Giyem Disco yang Legend hingga Ponadi

- 3 Juni 2024, 17:35 WIB
Ilustrasi: Rekomendasi soto ayam khas Pacitan.
Ilustrasi: Rekomendasi soto ayam khas Pacitan. /Instagram/@gembulfoodie/

LamonganTerkini.com – Pacitan adalah salah satu daerah di Jawa Timur yang banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah untuk menikmati keindahan alam dan wisata kuliner. Wisata kuliner yang ditawarkan di daerah ini ada beraneka macam seperti soto Pacitan, sego tiwul, tahu ikan tuna, punten, sego godong jati, sale anggur, jadah bakar, dan masih banyak lagi.

Salah satu sajian wisata kuliner yang wajib untuk dicoba oleh para pengunjung yaitu soto ayam khas Pacitan. Mirip seperti soto Jawa Timur lainnya, kuahnya tidak menggunakan santan. Soto ini cukup unik dengan campuran seledri, kacang tanah yang digoreng serta bawang goreng yang melimpah sehingga menambah aroma kenikmatan.

Isinya sangat sederhana, soto ini terdiri dari kecambah hijau, suwiran ayam kampung, taburan seledri, bawang goreng, dan kacang goreng yang disiram dengan kuah bening yang harum. Daging ayam kampung ini membuat aroma menjadi lezat dan harum.

Yuk, simak dulu beberapa rekomendasi wisata kuliner soto ayam khas pacitan yang wajib dicoba saat berlibur.

1. Soto Ayam Ponadi

Warung makan ini berlokasi di Jalan Dr. Sutomo Nomor 66 RT 2/RW3, Kebonredi, Slagi. Tutup hingga malam hari, warung makan ini menjadi salah satu kuliner legendaris.

Porsinya sedang dengan harga terjangkau tapi rasa kuahnya enak, gurih, tidak berlemak, dan sedap. Santapan menjadi lebih nikmat ketika ditambahkan dengan perasan jeruk nipis.

Tempat makannya adalah khas rumah lawas dengan bangunan dinding yang terbuat dari bambu sedangkan penyangganya dari kayu. Walaupun tampak sederhana, tapi dalamnya luas, bersih, dan nyaman.

2. Soto Ayam Giyem Disco

Para pengunjung dapat menemukan warung makan ini di gang Madoyo, Menadi, Kecamatan Pacitan. Warung soto ini menjadi salah satu tempat makan legend yang menyajikan soto ayam kampung dengan kuah bening gurih tidak berminyak.

Penggunaan ayam kampung membuat rasa menjadi lebih otentik. Sejarah pemberian nama Giyem Disco bermula pada tahun sekitar 1970-an, ketika itu Bu Giyem berjualan menggunakan lampu teplok.

Lampu teplok tersebut sering mati dan hidup ketika terkena angin sehingga mirip seperti lampu disco yang berkelap kelip. Tempat ini buka mulai pukul 14.30 WIB hingga habis.

Halaman:

Editor: Christina Rosintha M


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah